Tahu kah kamu, bahwa terkadang kita seringkali lupa dengan apa yang sudah kita miliki, dan lebih sering ingat apa yang dimiliki orang lain.
Dan karena itulah kita selalu membanding-bandingkan apa yang telah kita miliki dengan milik orang lain.
Padahal, bila kita lebih bijak memaknai setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk kita, tentu untuk fokus pada nikmat yang orang lain dapatkan tidak akan mudah kita lakukan.
Kita Sering Mengeluhkan Pemberian Allah dan Merasa Orang Lain Lebih Banyak Mendapatkan Nikmat
Hanya karena merasa orang lain lebih banyak mendapat nikmat, maka tanpa sadar kita sering mengeluhkan pemberian Allah.
Oleh karena itu tidak usah membanding-bandingkan kenikmatan yang saat ini kita dapatkan dengan kenikmatan orang lain, cukup syukuri saja dengan bijak apa yang telah Allah tetapkan kepada kita.
Karena nikmat yang Allah berikan pada setiap hambanya sudah sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Merasa Nikmat Orang Lain Lebih Besar, Kita Seringkali Mengatakan Allah Tidak Adil
Hanya karena merasa nikmat orang lain lebih besar dari nikmat yang kita miliki, kita seringkali mengatakan Allah tidak adil.
Padahal, bisa saja nikmat yang diberikan kepada kitalah yang sebenarnya lebih besar, hanya saja kita tidak mensyukurinya.
Karena Bisa Jadi Nikmat Kitalah yang Sebenarnya Lebih Besar
Ketahuilah, karena bisa jadi nikmat yang telah kita peroleh yang sebenarnya lebih besar.
Hanya karena ketidak tahuan kita bersifat bijak dengan syukur yang membuat nikmat itu seakan-akan kecil dirasakannya.
Nikmat Kitalah Yang Telah Lebih Banyak, Hanya Kita Tak Pernah Puas Mensyukurinya
Karena bisa jadi nikmat kitalah yang sebenarnya telah lebih banyak, hanya karena kita tak pernah puas karena adanya sifat serakah yang bersarang di dalam hati, sehingga menjadikan nikmat yang ada selalu nampak sedikit dan tak cukup.
Maka Periksalah Rasa Syukur di Hati, Takut Ada Berbagai Macam Penyakit di Dalamnya
Lantas periksalah hatimu, karena takut didalamnya sudah tak ada rasa syukur, takut rasa syukur itu kering, sebab banyaknya penyakit hati yang ada didalamnya.
Oleh sebab itu pandailah menjaga hati, jangan biarkan kosong dari sifat syukur, agar selamanya kita tak selalu mengingat kenikmatan yang orang lain peroleh, dan malah sebaliknya melupakan nikmat yang telah kita miliki.